Sabtu, 08 Januari 2011

Mempercantik diri yang diharamkan untuk wanita :


1. Menyambung Rambut (Al-Washilat wal Mustawshilat)
Menyambung rambut seperti memakai wig dan konde adalah haram secara mutlak. Hal ini ditegaskan oleh Al-Allamah Asy-Syaukani rahimahullah berikut ini:
وَالْوَصْلُ حَرَامٌ لأَنَّ اللَّعْنَ لا يَكُوْنُ عَلَى أَمْرٍ غَيْرَ مُحَرَّمٍ
“Menyambung rambut adalah haram, karena laknat tidaklah terjadi untuk perkara yang tidak diharamkan.” (Imam Asy-Syaukani, Nailul Authar, 6/191)
Menyambung rambut seperti memakai wig dan konde adalah haram secara mutlak.

2. Minta dibuatkan Tato dan Si Pembuat Tato (Al Wasyimat wal Mustawsyimat)
Sebagaimana hukum menyambung rambut, maka hukum bertato atau bagi pembuatnya adalah sama haram dan termasuk maksiat kepada Allah Ta’ala. Lantaran keduanya di-athafkan (dikaitkan) dalam satu hadits sebagaimana riwayat Ibnu Umar radliyallah 'anhuma.
Dari Ibnu Umar radliyallah 'anhu, katanya bahwa Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لَعَنَ اللهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ، وَالْوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ
“Allah melaknat wanita penyambung rambut dan yang disambung rambutnya, dan wanita pembuat tato dan yang bertato.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi).
hukum bertato atau bagi pembuatnya adalah sama haram dan termasuk maksiat kepada Allah Ta’ala.
3. Mencukur Alis Mata (An Namishat wal Mutanamishat)

Sebagaimana yang lain, maka An-Namishah (pencukur alis) dan Al-Mutanamishah (orang yang alisnya dicukur) juga melakukan keharaman dan mendapatkan laknat Allah Ta’ala. Imam Ath-Thabari berkata:
لا يَجُوْزُ لِلْمَرْأَةِ تَغْيِيْرُ شَيْءٍ مِنْ خَلْقَتِهَا الَّتِي خَلَقَهَا اللهُ عَلَيْهَا بِزِيَادَةِ أَوْ نَقْصِ الْتِمَاسِ الْحَسَنِ لاَ لِلزَّوْجِ وَلاَ لِغَيْرِهِ
“Tidak boleh bagi wanita merubah sesuatu dari bentuk yang telah Allah ciptakan baginya, baik dengan tambahan atau pengurangan dengan tujuan kecantikan, tidak boleh walau untuk suami dan tidak juga untuk selain suami.” (Al-Hafizh Ibnu Hajar,Fathul Bari, 10/377, Syaikh Abdurrahman Al Mubarkafuri, Tuhfah Al Ahwadzi, 8/67)

1 komentar: