Kamis, 26 Mei 2011

Warisan Kejayaan Islam di Spanyol, (ALHAMBRA)


ISTANA Alhambra berdiri kokoh di bukit La Sabica, Granada, Spanyol. Ia menjadi saksi bisu sekaligus bukti sejarah kejayaan Islam di Spanyol (dulu Andalusia)
                Nama Alhambra berasal dari bahasa arab, hamro’ , yang berarti “merah”. Dinamakan Istana Alhambra yang berarti istana Merah. Karena bangunan ini banyak dihiasi ubin-ubin dan bat- bata berwarna merah, serta penghias dinding yang agak kemerah-merahan dengan keramik yang bernuansa seni islami, di samping marmer-marmer yang putih dan indah. Adapula yang berpendapat, nama Alhambra diambil dari Sultan Muhammad bin Al-Ahmar, pendiri kerajaan Islam Bani Ahmar – kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Spanyol
(1232-1492 M)
                Selain menjadi bukti kejayaan islam, Istana Alhambra yang bernilai seni arsitektur tinggi ini juga memperlihatkan peradaban tinggi umat islam tempo dulu. Istana Alhambra adalah simbol puncak kejayaan Islam di Spanyol. Islam masuk ke negeri ini dibawa oleh pasukan Islam pimpinan Thoriq bin Ziyad yang dikirim Panglima Musa bin Nushoir. Pasukan Islam sendiri datang untuk memerdekakan Andalusia (Spanyol) dari kekacauan hebat atas permintaan Gubernur Ceuta, Julian.
                Thoriq membawa sekitar 12.000 pasukan ke Gibraltar pada Mei 711 M. Ia memasuki Spanyol lewat selat diantara Maroko dan Spanyol yang kemudian diberi nama sesuai dengan namanya, Jabal Thoriq.
                Hampir delapan abad lamanya Islam berkuasa di Spanyol dengan ibukotanya Cordoba. Selain Istana Alhambra, satu lagi monumen penting kejayaan Islam di Spanyol adalah Masjid Cordoba yang kini beralihfungsi menjadi Gereja Santa Maria de la Sede atau katedral “Virgin of Assumption”
Daulah Bani Ahmar
                Istana Alhambra didirikan oleh kerajaan Bani Ahmar atau bangsa Moor (Moria) dari daerah Afrika Utara. Bangsa Moor adalah penguasa kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Andalusia (Spanyol), Daulah Bani Ahmar (1232-1492 M). Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Muhammad bin Al-Ahmar.
                Pembangunan Istana Alhambra dilakukan secara bertahap, antara tahun 1238 dan 1358 M. Istana ini dilengkapi taman juga bunga-bunga indah nan harum. Di taman ini pula terdapat kolam air mancur yang didalamnya terdapat berbagai ruangan yang indah, seperti Baitul Hukmi, yakni ruangan pengadilan dengan luas 15 m x 15 m yang dibangun oleh Sultan Yusuf I (1334-1354); Baitu Bani Siroj, ruangan berbentuk bujur sangkar dengan luas bangunan 6,25 m x 6,25 m yang dipenuhi dengan hiasan hiasan kaligrafi Arab.


                Ada pula Hausy Ar-Roihan, ruangan yang berukuran 36,6 m x 6,25 m yang terdapat padanya kolam pada posisi tengah yang lantainya terbuat dari marmer putih. Luas kolam ini 33,50 m x 4,40 m dengan kedalaman 1,5 m, yang diujungnya terdapat teras serta deretan tiang dari marmer;  Baitul Ukhtain, yaitu ruangan khusus untuk dua orang bersaudara perempuan Sultan Al-Ahmar; Baitul Mulk; dan masih banyak ruangan-ruangan lainnya, seperti ruangan duta, ruangan Peristirahatan Sultan dan Permaisuri. Di sebelah utara ruangan ini ada sebuah masjid yakni Masjid Al-Mulk.

                Selain itu, Istana merah ini dikelilingi oleh benteng dengan pelesteran yang kemerah-merahan. Yang lebih unik lagi pada bagian luar dan dalam istana ini ditopang oleh pilar-pilar panjang sebagai penyangga juga penghias istana Alhambra. Dinding luar dan dalam istana banyak dihiasi kaligrafi dengan ukiran khas yang sulit dicari tandingannya hingga kini.
                Pada masa kejayaannya, istana ini dilengkapi pula dengan barang-barang berharga yang terbuat dari logam mulia, perak, dan permadani-permadani indah yang masihalami (buatan tangan).
                Daulah Bani Ahmar bermulia dari kerajaan kecil, namun dengan cepat menjadi kerajaan kuat dan megah hingga berkuasa selama sekitar 2,5 abad. Selain kesholihan dan kecerdasan para pemimpinnya. Kejayaan Daulah Bani Ahmar ditunjang oleh keadaan alam wilayah Granada yang termasuk bukit atau pegunungan yang indah, dengan ketinggian kurang lebih 150 m, dengan luas kira kira 14 ha. Dengan kondisi geografis demikian, daerah kerajaan ini sulit dimasuki musuh. Daerah ini sekarang dinamakan bukit La Sabica.
                Raja-raja Bani Ahmar sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Saat itu bidang pertanian dan perdagangan sangat maju. Yang menyebabkan kerajaan ini jatuh adalah kerapuhan dari dalam, yakni sengketa yang terjadi di dalam kerajaan sendiri.
                Pada pertengahan 1491, Raja Ferdinand V mengepung Granada selama tujuh bulan. Ia berhasil menguasai kota Malaga-kota pelabuhan terkuat di Andalusia, lalu Guadix dan Almunicar, Baranicar, dan Almeria. Basis kerajaan Bani Ahmar, Granada, pun akhirnya tunduk, tepatnya pada tanggal 2 Januari 1492 M/2 Rabiul Awwal 898 H. Kota ini diserahkan oleh raja terakhir Bani Ahmar, Abu Abdillah. Prosesi penyerahan Granada dilakukan di halaman Istana Alhambra.
                Memasuki abad 16, Andalusia (Spanyol) yang selama 8 Abad dalam kekuasaan Islam, bersih dari keberadaan umat Islam. Kemegahan dan keindahan Istana Alhambra pun luntur setelah menjadi Istana Kristen. Demikian pula Masjid Cordoba yang dijadikan katedral “Virgin of Assumption”.
                Namun Islam tidak benar-benar lenyap di negeri ini. Kini umat Islam di Spanyol diperkirakan sudah mencapai 750.000 orang (data sensus 2000) dari 40 juta jumlah total penduduk Spanyol. Islam menggeliat bangkit ketika pemerintah Spanyol mengakui islam sebagai agama resmi berdasarkan UU Kebebasan Beragama yang disahkan pada Juni 1967.
                Di Ibukota Madrid terdapat 500 ribu Muslim, kebanyakan imigran asal Maroko, Algeria, dan negara-negara Arab lain. Gema adzan pun mulai marak berkumandang di beberapa masjid. Belum lagi banyak pesepakbola Muslim di klub-klub sepakbola elite Spanyol saat ini.
                Semoga Allah mengembalikan kejayaan Islam di negeri Andalusia (Spanyol) dan negeri negeri yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar